Sabtu, 30 Mei 2009

Pengangguran

22 Mei 2009

Pengangguran yang berkualitas

Pengangguran mungkin bagi sebagian orang adalah suatu sebutan yang sangat buruk dan sebuah title yang tersandang kepada orang-orang malas dan tidak bisa berkreasi. Tapi apakah semua orang yang nganggur itu buruk ? Hmmm memang saya tidak akan memberikan sebuah “lowongan kerja” disini, tapi saya ada sedikit cerita yang bisa anda ambil hikmahnya untuk membuat anda seorang pengangguran bisa dihormati orang dan dianggap sebagai seorang pengangguran yang berkualitas . Apakah harus menjadi seorang Net Entrepeaneur ? Tidak kok, kalo net entrepeneur itu bukan pengangguran, tapi sebuah pekerjaan yang belom diakui oleh kalangan masyarakat luas saja. Lalu bagaimana jadi seorang pengangguran tapi berguna bagi nusa dan bangsa ini ? karena saya tahu sekali berapa orang yang nganggur dan berapa orang yang kerja. Perbandingannya jauh sekali. Sementara seseorang pengangguran selalu saja mempunya imej (tulisannya gimana sih ? ) yang negatif di masyarakat. Lalu bagaimana cara membuat seseorang segan dengan anda, walaupun anda bukan seorang direktur bank ternama atau sebagai karyawan di salah satu perusahaan ternama mari kita diskusikan bareng disini.
Saat saya pulang dari warnet kira-kira jam 23.00-24.00 banyak sekali fenomena atau kejadian yang saya temui di jalanan. Fenomena ini tak lain halnya adalah fenomena salah satu teman lingkungan saya yang bernama si “S” tiap hari selalu saja melakukan tindakan-tindakan yang sebenarnya membuat dirinya di-cap buruk oleh tetangga-tetangganya termasuk saya sendiri . Dia ini pengangguran yang paling parah sekali dan tidak ada usaha untuk lepas dari predikat pengangguran itu sendiri. Bagaimana tidak, setiap hari kalo malam-dini hari dibuat untuk minum-minum bersama kawan-kawannya, nah kalo pagi - siang hari dia tertidur pulas di rumah. Setelah bangun pun ia tidak lain hanya cuman mandi dan makan lalu pergi lagi dengan teman-temannya. Padahal yang saya tahu ibu-nya sangat bekerja keras di pasar besar madiun, sebagai penjual daging ayam. Emang sih ibu-Nya ini bukan penjual ayam kecil-kecilan tapi udah jadi juragan. Tapi melihat kelakuan anaknya yang seperti ini, saya dan juga tetangga-tetangga yang lain ga jamin kalo usaha ibu-nya ini akan bisa tambah besar. Dikarenakan memang yang saya dengarkan dari rumah saya selalu saja ada pertengkaran antara ibu dan anak yang lagi minta duit . Memang sungguh mengenaskan sekali jika dan seandainya kita jadi pengangguran yang seperti ini. Lalu pengangguran yang bagaimanakah yang baik itu ?? mari kita lihat kasus berikut ini :

Salah seorang teman saya berinisial “T” (cowok) adalah lulusan SMA tahun 2003 sama dengan si “S”. Tapi saya salut sekali sama si T ini. Dia emang suka nongkrong dengan anak-anak lingkungan saya beda sama saya yang tiap hari saat itu hanya dirumah saja . Dia ini mungkin orang yang kreatif dan pinter. Ibu dan bapaknya juga orang yang cukup kali kalo saya bilang soalnya dia ini anak juragan bandeng . si T ini pada suatu hari saat saya beli bakso dari tukang bakso gerobak tanya-tanya soal cara membuat bakso. Langsung saja si abang bakso yang merupakan juga langganan saya ini, kasih tahu resepnya. Entah bagaimana awal mulanya si T ini membuat resep bakso spesial buatannya ini, tiba-tiba saja tanpa ada angin dan hujan dia yang status pengangguran ini (setelah selesai SMA mau kuliah ga diterima dimana-mana), jadi abang bakso gerobak keliling. Saat itu banyak tetangga yang bergosip entah itu gosip karena merasa kasihan, dan ada juga gosip mengenai kemandirian si T (saya dan nenek saya gosip ini). Meskipun dalam perjuangan awal berjualan bakso saya tahu sendiri bagaimana beratnya mulai dari gerobak yang numplek (bahasa indonesianya apa yah ? ), ditertawakan semua teman-teman sebayanya, disindir sama tetangga-tetangga, dan banyak lagi halangan dan rintangannya. Bahkan banyak para tetangga yang bukan saja nyindir si T, tapi malahan langsung kepada ibunya. Tapi ibunya ini tetap saja yakin bahwa apapun pekerjaan si anak, jika itu halal maka dia akan merestuinya. Setelah usahanya berjalan 2 tahun (tahun 2005) semua tetanggaku mulai tercengang dengan usaha si T yang makin maju. Dari gerobak dalam waktu 2 tahun bisa beli rumah sendiri + sewa warung. Dengan Warung ini pun usahanya tambah maju lagi hingga buka cabang di 2 pasar yaitu di pasar besar madiun dan sleko. Saat 2007 kemaren, dia yang sudah pindah dari lingkungan saya, saya dengar kini si T pindah ke Solo dan mulai buka cabang disana.

Itulah tadi 2 cerita antara si S dan T yang sama-sama pengangguran namun jalur yang mereka tempuh berbeda. Mungkin untuk bagaimana menjadi pengangguran yang berkualitas bisa anda simpulkan sendiri dari 2 kisah nyata diatas saya mau tidur dulu . Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar