Sabtu, 30 Mei 2009

Buruh

Kisahku BuruhMay 1, '08 9:30 PM
for everyone
Memperingati hari Buruh (May Day) kemarin, 1 Mei 2008.

Buruh pada dasarnya adalah manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik secara jasmani maupun rohani.Pada dasarnya buruh dibagi atas 2 klasifikasi besar:
  • Buruh profesional - biasa disebut buruh kerah putih, menggunakan tenaga otak dalam bekerja
  • Buruh kasar - biasa disebut buruh kerah biru, menggunakan tenaga otot dalam bekerja
Buruh pada dasarnya hanya menunjuk kepada tenaga kerja di bidang industri dan jasa. Di bidang pertanian, tenaga kerja tidak lazim disebut sebagai buruh. (Wikipedia)



12 tahun lalu, minatku kuliah di Arsitektur ITB tidak pernah kesampaian karena UMPTN tidak lolos. Aku tak menyesal karena kusadari ini akibat 'kebandelan' ku kebanyakan naik gunung sehingga studi di SMA tidak maksimal, bayangkan 2 minggu sebelum UAN saya masih naik gunung Rinjani! Untuk kuliah swasta, aku tak yakin ayahku bisa biayai karena ayahku hanya seorang PNS Guru yang jujur bak Oemar Bakri. Sayangnya orang tua tidak pernah mendidik jiwa enterpreneur untuk menjalani hidup ini. Akhirnya dengan hanya berbekal ijazah SMA, kucoba mencari kerja kesana kemari. Selama jadi pelajar aku dikenal cerdas dan rajin, tapi itu saja tidak cukup untuk jadi bekal memasuki dunia kerja. Tidak bisa kupungkiri, jika mencari kerja hanya berbekal ijazah SMA dengan jalur resmi maka faktor fisik akan jadi prioritas penting, sementara aku ingin mengenakan jilbab. Karena itu aku terpikirkan untuk melamar ke pabrik² sebagai Operator Produksi alias Buruh karena pekerjaan itu tidak memerlukan penampilan fisik tapi yang penting kemauan bekerja. Maka pekerjaan ini kujalani dengan sabar sambil menabung, sampai 3x aku berpindah-pindah pabrik untuk mencari pengalaman hidup sekaligus menabung. Suatu hari aku pernah menghadap Personalia sebuah pabrik, aku minta pindah bagian ke tempat yang banyak lemburan dan ada tunjangan shift sampai orang Personalia itu terpana melihat tekadku. Selama jadi Buruh, banyak sekali pelajaran dan makna hidup bisa kupetik. Biasanya kucari ilmu survive di gunung, ini sungguh kudapatkan ilmu survive hidup di dunia nyata sesungguhnya.

Alhamdulillah dari hasil menabung, aku bisa kuliah walaupun tidak sesuai dengan minat semula. Lulus kuliah, kuhadapi lagi kesulitan mencari kerja. Kubisiki hati sendiri, jangan pernah menyerah pada hidup karena Alloh SWT selalu bersama orang sabar, teruslah berikhtiar. Maka berbagai pekerjaan nan halal kujalani, sambil terus mencari pekerjaan yang cocok. Aku sempat jadi pengajar kursus, staf EDP, System analyst, itu masih saja jadi seorang Buruh walau bukan Buruh kasar tapi Buruh profesional jika merujuk pada definisi Wikipedia. Sampai akhirnya kini aku telah jadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan perjuangan sendiri tanpa uang suap sedikitpun. Alhamdulillah, lagi-lagi dari hasil menabung kini aku berhasil mandiri tinggal di rumah sendiri walaupun itu menyicil. Pada dasarnya, menjadi PNS masih kurasakan sebagai Buruh juga. Hanya bedanya dulu Buruh untuk Industri, kini jadi Buruh untuk Negara. Selama kita masih jadi karyawan atau pegawai yang bekerja pada pihak lain, tetap itu adalah Buruh. Menurutku, jika sudah memiliki usaha sendiri yang dijalani dengan kemampuan manajemen sendiri untuk pencapaian tujuan sendiri tanpa terikat pada pihak lain maka saat itulah kita bukan Buruh lagi. Maka menjadi wiraswastawati adalah obsesiku kini, agar bisa kubuka sebuah lahan usaha yang mandiri yang bisa membuka lapangan kerja untuk menolong orang lain. Aku kagum pada setiap enterpreneur yang berhasil dengan usahanya. Aku ingin seperti itu. Tapi kapankah itu terwujud? Kun Fayakun, do'akan saja agar bisa kuwujudkan mimpi itu. Salam sukses!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar